“Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (Luqman(31):14)
“Aku
hendak berjanji setia untuk ikut hijrah bersamamu, dan berperang untuk
memperoleh pahala dari Allah SWT.” Nabi saw berkata kepadanya:”Apakah salah
seorang di antara kedua orangtuamu masih hidup?” Dia menjawab, “Ya. Bahkan
keduanya masih hidup.” Nabi saw bersabda, “Engkau hendak mencari pahala dari
Allah SWT?” Lelaki itu menjawab, “Ya.” Nabi saw kemudian bersabda, “Kembalilah
kepada kedua orangtuamu, perlakukanlah keduanya dengan sebaik-baiknya.”
Sungguh
tidak ada kecerdasan yg lebih tinggi, amalan yang sangat mulia, dan pahala
paling agung dari diri seorang Muslim setelah ia beriman dan berjihad kecuali
senantiasa memuliakan orangtuanya dan merawatnya hingga akhir hayat.
اَللّهُ sendiri telah menegaskan
dalam firman-Nya bahwa kedudukan orang tua sangatlah mulia. Bahkan karena
begitu mulianya, اَللّهُ langsung memandu umat Islam agar jangan sampai
salah dalam bergaul untuk memuliakan orang tua, lebih-lebih bagi mereka yg
telah lanjut usianya. Walaupun sekedar berkata “ah” saja اَللّهُ sangat melarangnya!
Perhatikan
firman اَللّهُ berikut ini:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al Isra(17):32)
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al Isra(17):32)
Ayat
di atas sangat penting dan utama untuk diperhatikan dan diamalkan oleh seluruh
umat Islam agar benar-benar bersemangat dalam memuliakan orangtua. Apalagi,
perintah اَللّهُ ini begitu tegas setelah perintah untuk ikhlas
beribadah hanya kepada-Nya, tanpa mempersekutukan-Nya.
Hal
ini mengandung makna bahwa umat Islam yg tidak memuliakan orang tuanya berarti
dia tidak berhak atas kemuliaan. Yang akan datang padanya hanyalah kehinaan
demi kehinaan, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam sebuah hadits disebutkan
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, beliau
bersabda: “Sungguh hina, sungguh hina, kemudian sungguh hina orang yang
mendapatkan salah seorang atau kedua orang tuanya lanjut usia (semasa
hidupnya), namun ia (orang tuanya) tiada memasukkannya ke surga.” (HR
Muslim).
Sungguh
kerugian besar bila ada seorang Muslim yg menjumpai orang tuanya lanjut usia
tapi tidak merawatnya dengan tangan sendiri, lebih mementingkan dirinya
sendiri, mengkhawatirkan masa depannya sendiri, dan malah menitipkan orang
tuanya ke panti jompo. Padahal dirinya tumbuh dewasa dan pintar karena
pengorbanan tanpa pamrih dari orangtuanya. Dengan perantara orangtua kita, maka
kita bisa lahir di dunia. Lalu tumbuh menjadi orang dewasa, berpengetahuan,
berpenghasilan, bahkan menjadi orang terpandang.
اَللّهُ juga berfirman,“Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (Luqman(31):14)
Bahkan
dalam berbagai hadits disebutkan keutamaan merawat orang tua jauh lebih tinggi
nilainya daripada ikut berperang.
- “Diriwayatkan
dari Mu’awiyah bin Jahimah bahwasanya Jahimah datang kepada Nabi saw kemudian berkata,
“Wahai Rasulullah, aku ingin ikut berperang, dan aku datang ke sini untuk
meminta pendapatmu.” Maka Rasulullah saw bersabda, “Apakah engkau masih
mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasulullah bersabda, “Berbaktilah
kepadanya, karena sesungguhnya surga berada di bawah kakinya.” (HR Ibn
Majah)
- “Abdullah
bin ‘Amr bin Ash r.a. berkata bahwa ada seorang lelaki yang datang kepada Nabi
saw. Dia meminta izin untuk ikut berperang. Maka Rasulullah saw bertanya
kepadanya, “Apakah kedua orangtuamu masih hidup ?” Dia menjawab, “Ya.”
Rasulullah saw bersabda, “Berjuanglah untuk kepentingan mereka.” (HR
Bukhari Muslim)
- seorang
lelaki datang kepada Rasulullah saw kemudian berkata, “Aku hendak berjanji
setia untuk ikut hijrah bersamamu, dan berperang untuk memperoleh pahala dari
Allah SWT.” Nabi saw berkata kepadanya:”Apakah salah seorang di antara kedua
orangtuamu masih hidup?” Dia menjawab, “Ya. Bahkan keduanya masih hidup.” Nabi
saw bersabda, “Engkau hendak mencari pahala dari Allah SWT?” Lelaki itu
menjawab, “Ya.” Nabi saw kemudian bersabda, “Kembalilah kepada kedua
orangtuamu, perlakukanlah keduanya dengan sebaik-baiknya.” (HR Muslim)
- seorang
lelaki datang kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Aku datang ke sini untuk
menyatakan janji setia kepadamu untuk berhijrah, aku telah meninggalkan kedua
orangtuaku yang menangis karenanya.” Maka Nabi saw bersabda, “Kembalilah kepada
keduanya, buatlah mereka tertawa sebagaimana engkau telah membuat mereka
menangis.” (HR Muslim)
- dari
Anas r.a. berkata bahwa ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw sambil
berkata, “Sesungguhnya aku sangat ingin ikut dalam peperangan, tetapi aku tidak
mampu melaksanakannya.” Nabi saw bersabda, “Apakah salah seorang di antara
kedua orangtuamu masih ada yang hidup?” Dia menjawab,”Ibuku.” Nabi saw
bersabda, “Temuilah Allah dengan melakukan kebaikan kepadanya. Jika engkau
melakukannya, maka engkau akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang
mengerjakan ibadah haji, umrah, dan berjuang di jalan Allah.” (HR
Thabrani)
- sahabat
Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma melihat seorang menggendong ibunya untuk
tawaf di Ka’bah dan ke mana saja sang Ibu menginginkan, orang tersebut bertanya
kepada, “Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah
membalas jasa ibuku?” Jawab Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma, “Belum,
setetespun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu” (HR
Bukhari)
Kisah
seorang sahabat, Sa’ad bin Waqash yang diberi dua buah opsi oleh ibunya yang masih
musyrik, yaitu kembali kepada kemusyrikan atau ibunya akan mogok makan dan
minum sampai mati. Ketika sang ibu tengah melakukan aksinya selama tiga hari
tiga malam, sang anak berkata, “Wahai Ibu, seandainya Ibu memiliki 1000 jiwa
sekalipun, dan kemudian satu per satu meninggal, tetap aku tidak akan
meninggalkan keimanku dan keIslamanku. Karena itu, terserah ibu mau makan atau
tidak.” Melihat sikap Sa’ad yang bersikeras itu maka ibunya pun menghentikan
aksinya. Sehubungan dengan peristiwa itu, Allah menurunkan ayat:
“Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman:15)
0 komentar on Rawatlah orang tuamu untuk mendapatkan surgaNya :
Posting Komentar
Terima kasih Mas bro n sis atas kunjunganya ke blog kami semoga Allah selalu melindungikita " Bila ada sumur diladang boleh kita menumpang mandi kalau ada umur panjang anda pasti banyak rejeki "