Jagalah lisan (lisan adalah kunci)

Mulutmu harimaumu segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak dipikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri
Jangan sekali kali kita meninggalkan ataupun memutarbalikkan nya. mengekang lidah adalah salah satu hal tersulit kita lakukan.. Sebab lidah bagaikan kuda liar yang nyaris melemparkan penunggangnya. Seorang hamba akan memperoleh manfaat dari ketakwaannya kecuali ia senantiasa menjaga lidahnya. Seorang mukmin bila hendak mengatakan sesuatu, akan menanyakan terlebih dahulu di dalam hatinya. Jika berupa kebaikan, ia akan mengucapkannya,
Lisan adalah bagian anggota tubuh kita yang sangat penting. Allah telah menyebutkan salah satu nikmat yang besar yang diberikan kepada manusia berupa lisan yang dapat digunakan untuk berkata yang fasih dan baik.
Dengan nikmat yang besar itu  kita diingatkan agar terus bersyukur, Ini menunjukkan betapa lisan itu merupakan nikmat yang besar. Tetapi ternyata daging tak bertulang ini, dapat mencelekakan kita, Satu kata yang terucap yang menyakitkan orang lain terkadang membuat Allah murka meskipun itu diucapkan secara tidak  sengaja, Ucapan lisan dapat menjadi indikasi keimanan seseorang. Orang yang beriman selalu mengatakan kata yang baik, bila tidak mampu mengatakan yang baik, maka hendaknya ia diam,,
Rasul Muhammad SAW pernah menyampaikan bahwa kebanyakan ahli neraka disebabkan karena lisan mereka, sebagaimana pula beliau menyampaikan bahwa ada dua lubang yang sangat mudah menjadikan pemiliknya massuk neraka, yakni antara dua bibir dan antara dua kaki.
Di dunia ini, gara-gara lisan, seseorang mudah menceraikan istrinya. Gara-gara lisan, diri seseorang sudah tidak dihargai oleh teman-temannya. Gara-gara lisan, orang bisa kalap dan tega membunuh saudaranya. Dan gara-gara lisan, orang yang baik bisa terfitnah dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan.
Hati-hati dengan lisan kita. Karena Persaudaraaan, kekerabatan, pertemanan, perceraian, bahkan pertumpahan darah pun bisa terjadi karena bahaya yang dihasilkan oleh lisan. Bahaya tersebut antara lain adalah berupa hasud, fitnah, celaan, dan yang lainnya.
Seringkali kita tidak pernah sadar akan kemadhorotan yang besar dan merugikan bagi orang lain juga diri kita sebagai akibat dari tidak bisanya menjaga lisan.
Betapa indahnya, jika kita manfaatkan lisan kita untuk kebaikan. “Kata-kata yang baik adalah sedekah”, Tetapi betapa banyak menit demi menit terlalui, tanpa ada makna dari lisan kita yang membuat hidup kita bisa berkualitas. Betapa ruginya kita, karena satu menit yang kita lalui dengan bercanda, sebenarnya bisa kita manfaatkan untuk melafadzkan kalimat: “La ila illallah” sebagai dzikir yang paling afdzal dan yang akan menjadi kunci surga. Satu menit yang kita lalui bisa kita gunakan untuk membaca “Subhanallah, wal hamdulillah, wala ilaha illallah”, yang bisa memenuhi langit dan bumi. Satu menit bisa kita gunakan untuk membaca surat Al Ikhlash 3x yang menandingi bacaan al Quran 30 juz. Satu menit bisa kita gunakan untuk membaca “Subhanallah wa bihamdihi” dapat memberatkan timbangan amal kebaikan di akhirat nanti. Satu menit dapat kita gunakan untuk membaca al Quran yang pahalanya ada ditiap hurufnya dan dilipatgandakan sampai 10x lipat. Satu menit untuk bershalawat Nabi, satu menit untuk mendoakan saudara kita, satu menit, satu menit, dan satu menit, kalau kita gunakan untuk kebaikan betapa banyak pahala yang akan kita dapatkan. Dan betapa lebih banyak lagi pahala yang kita dapatkan bila kita bekerja sambil berdzikir.
Kita harus mensyukuri nikmat Allah yang telah menganugerahi anggota tubuh yang sempurna, diantaranya adalah lidah. Karena ada orang yang tidak bisa berbicara tetapi dapat memberikan manfaat kepada orang lain melebihi kita yang serba sempurna ini. Al kisah disebutkan ada dua orang cacat, yang satu bisa melihat tetapi tidak bisa mendengar dan berbicara, yang satu lagi tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara. Dua-duanya dapat menyampaikan nasehat di hadapan jamaah masjid dengan perantara seorang penerjemah. Yang pertama menyampaikan ceramah dengan isyarat tangan, dan yang kedua dengan sentuhan jari. Para jamaah berterima kasih karena telah diingatkan tentang syukur dan taubat oleh dua orang yang dua-duanya lidahnya tidak berfungsi. Bagaimana dengan kita yang bisa berbicara dengan fasih, apakah kita gunakan untuk yang baik atau sebaliknya,,  Letakkan mulut dihati , seringkali kita tidak bisa menahan keinginan untuk berbicara atau juga berkomentar tentang sesuatu ( ya nggak? ) , tapi sebenarnya kebiasaan itu sangat sedikit manfaatnya , Sebaliknya, jika seseorang tidak menjaga lisannya sehingga ia menggunakannya secara bebas dan untuk berbicara apa saja, juga untuk mengonsumsi apa saja, niscaya kebebasan lisan itu akan menjerumuskannya ke dalam neraka, na’udzu billah min dzalik